favorit cartoon

favorit cartoon
permen itu penuh rasa...

Minggu, 31 Maret 2013

MASA+(LAH) WAKTU SMA



   SMA adalah siswa-siswi yang jabatannya tertinggi dari SD dan SMP. Namanya aja udah SMA (sekolah menengah angkuh atas) ketika memakai putih abu-abu dan melihat para putih-biru berjalan sok unyu di depan putih abu-abu, kata-kata yang sering keluar adalah; “MASIH ZAMAN SMP ?” atau “MASIH ANAK SMP AJA BELAGU !” ya namanya juga (Sekolah Menengah Angkuh Atas)
   Masa SMA adalah masa dimana kita sering di anggap sudah dewasa oleh kedua orangtua. Dimana kita kalo berbuat salah seperti ; membuat adik nangis,atau berantam sama abang/kakak, para orang tua selalu berpetuah “UDAH SMA HARUSNYA DEWASA !” huffft... ketahuilah pak,mak dewasa itu adalah proses.
   MASA SMA ADALAH MASA YANG PALING INDAH (dikutip dari tweet @dwitasaridwita  @WaktuSMA)
Berikut adalah masa SMA saya. Cekidot *flashback*
* baru tamat SMP*
Nama : Febby Violynd Sinaga.
TTL : jakarta ,sekian-sekian-sekian.
NEM : 35,15 (Rata-Rata 8 dan Rata Semua hasil nyalin SMS dari para Pahlawan yang katanya Tanpa Tanda Jasa)
SMA yang di idamkan : SMA.N 2 P.Siantar. (Sumatera Utara)  yang kabarnya g4h0L,eKsiS, bErpRestasi,dan banyak OrgaNisaSi (intinya faVoRit). Wow organisasi ! I’m comming Teater... batin saya.

*Daftar ke SMA.2*
waktu daftar jarang sekali saya mengenal wajah-wajah para calon siswa-siswi yang dari SMP-SMP terkenal (favorit) . Ya... karna SMP saya di pelosok jadi saya maklum. Teman yang saya kenal hanyalah teman saya mendaftar yaitu Widy,teman 1 SMP.  Dan kebetulan dia juga mendaftar di SMA 2 dengan NEM 34,95 (kalo gak salah).

*pulang ke rumah*
pulang-pulang dapat isu dari Alumni Stambuk sekian.sekian.sekian. yang bernama Victor mengatakan ; “nem paling terendah di SMA.2 kira-kira 36.00. yang kau pikirnya SMA.2 ikan-ikan ? Udah masuk MAN aja kau” blebek blebek... *nyari ikan*
Oke fix galau. “MAN ? MAN ? MAN ? Sudikah kau menerima mahkluk hina seperti aku ?” tanya saya ragu. Krik krik krik

*tibalah pengumuman*
sepeda motor dan mobil ramai memasuki gedung SMA.N 2 dan pengendaranya sibuk mencari tempat untuk parkir. Tapi saya gak peduli. Wong saya jalan kaki.
pengumuman di tempel di Madding SMA.N 2. Dan Madding SMA.N 2 di tempel oleh banyak Rakyat Jelata (termasuk saya). Ini termasuk simbiosis mutualisme kan ?
K
#nowplaying : She,s Lolipop Lolipop di film Putih Abu-Abu  (Rakyat Jelata iuh iuh...)
Calon siswa gagal 1 : *keluar dari kerumunan rakyat jelata dengan senyum lebar dan berkata pada abangnya* “bang, aku gak masuk. Nem ku kurang.”  Katanya sembari ketawa.
Abangnya : “ah kau bercanda kan ? kau aja daritadi ketawa-tawa.”
Calon siswa gagal 1 : “ya ketawa lah bang. Orang kurangnya 10 angka bahaha”
Abang : “dek...dek... lulus aja syukur. Sok-sok mau nyoba ke SMA.2”
Calon siswa gagal 1 : “ya dicoba dulu lah bang. Gak ada yang gak mungkin bang.” Katanya membela diri.
Abangnya : “nyoba nya tau diri lah kau.”
Saya : ... *menahan tawa* mereka pergi dan akhirnya... “BAHAHAHA”.
Kesimpulan : gak ada salahnya memang mencoba, tetapi sebaiknya perhitungkan lah terlebih dahulu kemungkinan sukses/gagalnya suatu hal atau tindakan yang akan dicoba.
Saya terus mencoba menyelinap dari para kerumunan manusia berbadan besar ,bau,dan penuh dosa untuk melihat apakah nama saya ada tercantum di lembar-lembar kertas tersebut. Tetapi gagal. Mereka bagaikan Benteng Takeshi. alhasil saya menunggu para manusia serakah ini kecewa selesai terlebih dahulu.
Calon siswa gagal 2 : “Ah Anjinmsb lah ,Cuma kurang koma 2. Sial !”
Saya : “emang paling rendahnya berapa ?” tanya saya.
Calon siswa gagal 2 : “34.10” jawabnya datar dan langsung pergi tanpa senyum atau permisi.
Saya : *keep calm* “Alhamdulillah. Berarti aku Masuk ! Mak ,Pak aku masuk !” senyum sumringah. Kalo udah masalah banggain orang tua senyum jatuh cinta KALAH !.
*pulang ke rumah*
Bapak : “benar nya kau masuk nak ? udah bapak telepon kawan bapak buat nyogok kau ke SMA 2 padahal kalo gak masuk.”
Saya : “say no to nyogok pak. Tuhan lebih memilih kita untuk tidak berbuat dosa.”
Bapak : “Babami ! gak usah sok-sok an kau. tapi... bapak banggalah sama kau.”
Saya : *tersenyum cerah* aku bangga dengan SMP ku yang terpelosok Pak. Berkatnyalah aku bisa melihatmu tersenyum.  Wong smp favorit aja NEM nya banyak yang rendah hihi. batin saya nyengir. (FAKTA)
Setelah itu para keluarga inti ,keluarga dekat dan teman-teman bapak saya yang sering nongkrong di Warung kopi (bapak saya buka toko emas ,restoran,cafe warung kopi dan jual bubuk kopi) memuji saya tanpa henti seharian.  Saat itu saya merasa tinkerbell sedang baik ,lalu meminjamkan sayapnya kepada saya untuk terbang seharian penuh mengelilingi Neverland. Yeaaah !
*penyeleksian kelas*
Penyeleksian kelas bukan lah dari hasil Nilai NEM ,melainkan otak. WOW (kata mereka), kalo kata saya “krik krik krik”. Dimana soal penyeleksiannya dari salah satu bimbingan belajar/les yang cukup terkenal di kota saya pematang siantar ,yaitu GO. Lebih tepatnya Ganesha Operation. Wah saya ragu. Siswa siswi disekitar saya ,terutama dari SMP 1,2 dan 4 kebanyakan siswa di bimbingan tersebut. Lah saya ? huffft.
*terlambat 15 menit karna Papan Ujian*
Sial ,kebuang 15 menit ! gerutu saya.
Tok tok tok ...
Saat itu pengawasnya adalah guru agama saya waktu kelas 2 SMA. Namanya pak D... ? H.... ? maaf saya kurang tau. Intinya singkatan namanya DH. Mungkin Dalagita Hasibuan, Dalagita Harahap. Ah ntahlah.
Pak DH : masuk, lama kali kau. udah terlambat 15 menit. Orang udah bahas soal kau masih membundari.
Saya : “maaf pak” PAPAN JAHANAM ! jerit hati.
Karna terburu-buru saya seringkali salah membundari. Keluar garis lah,kurang tebal lah, hitamnya gak rata lah,salah lubang lah. wuw ,fix kacau. Orang udah pada selesai ,saya masih baru memulai pffft. Udah Optimis Pesimis 99,9 % buat masuk kelas Unggulan X-1 yang isinya manusia berilmu dukun semua. Kenapa dukun ? karena sudah dipastikan 80%  tebakan   jawaban mereka BENAR. saya mencari kelas paling akhir atau bisa di bilang neraka terakhir. Yang isinya udah bisa di tebak adalah manusia yang paling banyak melakukan kesalahan (dalam menjawab soal). Dan kelas itu adalah... SEPULUH TUJUH. “Welcome myNeraka” sapa saya miris. Pengumuman hasil pembagian kelas 5 hari lagi. Dan 3 harinya adalah OSPEK.  Errrrr seram.
*Ospek hari pertama*
Syarat :
1.       pake kaos putih polos dan celana jeans hitam. Kaos putih Gak boleh bermotif lebay. Apalagi ber-slogan “LO SENIOR GUE ? GAK TAKUT !” Wuh...gak kebayang yang pake kaos itu akan pulang dalam keadaan utuh atau enggak :/
2.       bikin kalung dari 10 biji pete.
3.       Bikin tas dari kulit Manusia plastik kresek berwarna hitam. Disini tas sayalah yang paling kreatif. Mereka Cuma diikat tali plastik lalu dijadikan tas junjung. Kalau saya pake tali sepatu dijadikan tas ransel. Akibatnya... sayalah peserta ospek yang sering dibully sama kakak senior :/
4.       Bola plastik dibagi 2, dan dijadikan topi. Disini topi saya biasa aja.
5.       Membawa permen 20 biji dengan bungkus yang berbeda. Oke ,sangkin pusingnya saya beli 10 permen buah-buahan dari rasa anggur sampe yang rasa rujak dengan merk/produk yang sama tapi dengan warna bungkus yang berbeda . Mentos warna-warni  5,milkita 3 rasa,dan 2 nya lagi kiss merah dan biru. lagi-lagi merknya sama .hanya warna bungkusnya yang beda. waktu pemeriksaan... Wassalam. Saya di kerjain abis-abisan :/
Ospek berakhir melelahkan. Tapi... seru !! gak ikut ospek ? minta dilindungin sama kakak-kakak senior yang kalian kenal ? cetek banget tuh pemikiran. Pengalaman mahal harganya beroh.
*Ospek hari ke 2*
Oke,hari ini kakak senior yang berorganisasi yang megang. Dan ini isunya lebih kejam. Dibentak,dibuat nangis,ditertawakan. ah pokoknya di bully habis-habissan. Dan yang paling terkenal pengospekannya kejam adalah... jreng jreng jreng... Teater dan Brimantala. Teater terkenal nyiksa batin sedang brimantala terkenal nyiksa fisik. Horor.
Semoga yang ngospek PHBI  ya Allah. Batin saya. PHBI adalah organisasi Independent yang kepanjangannya (Perayaan Hari Besar Islam). Organisasi ini sudah jelas Organisasi keagamaan. Dan sudah bisa dibayangkan orangnya lebih kalem dan tidak gemar menyiksa. Paling hanya berceramah. Pikir saya.
Seluruh Organisasi Inti maupun Independent sudah ramai dan terlihat sangat siap untuk melaksanakan yang namanya pelatihan mental  ;pengospekan. Sudah bisa ditebak kakak senior yang berkumpul ,melirik dengan mata tajam ke arah kami dan tertawa-tawa cekikikan. Dia lah yang paling niat dan mungkin yang paling kejam. Dan kakak-kakak itu berasal dari organisasi Teater. Teater ? kikikikikikik... horor !.
Kelompok dibagi 8 Platon. Dimana saya Platon 3. Seluruh Organisasi Inti dan Independent berjumlah 8 Organisasi yaitu, inti : Brimantala (Pecinta Alam), Teater (Kesenian), PMR (Palang Merah Indonesia), dan Pramuka. Sementara Independent ; AISI (sastra), English Club,PHBI (Perayaan Hari Besar Islam),dan SKK (kerohanian kristen). Oke saatnya Pembagian.
Platon 1 di ospek oleh .... LUPA hehe.
Platon 2 ... Lupa juga hehe.
Platon 3. Kali ini gak mungkin Lupa. Sebab ini platon saya. “Platon 3 Dipegang Oleh Kakak PMR” kata kakak ketua Osis. PMR ? ya gpp lah. kalo misalnya di cabik-cabik,dikuliti dan dimutilasi kan setidaknya mereka sendiri yang mengobati. Wong Palang Merah Indonesia. Krik krik krik
Kami berbondong-bondong menuju kelas Pembullyan. Saya kecewa . hampir setengah dari platon saya manusianya hilang. Mereka menyuruh kakak-kakaknya untuk permisi tidak mengikuti pengospekan. Bahkan yang laki-laki pun ada yang di permisikan. Mungkin burungnya di makan tokek. Gerutu saya kesal. Terkutuklah kalian yang gak mau merasakan kebersamaan dalam pembullyan. Hih.
*awal disuruh masuk kelas*
“dag,dig,dug” jujur ini menegangkan. Semua alumni PMR semakin Ramai. Awal masuk kami disuruh melepas kaos kaki dan di tempel ke kuping. Gak kebayang yang kaos kakinya lembab baunya ke idung terasa gimana. Terasi kali ya ? whaha.
*Intruksi*
Kakak senior memberikan Intruksi dan juga kabar gembira. Mereka berjanji untuk tidak membuat kami mengeluarkan air mata. Wuw makin semangat. Ternyata gak sengeri yang di bayangkan. Tetapi ospek tetaplah ospek. Pasti mereka akan memberi intruksi-intruksi yang konyol. Seperti menyanyi, nembak senior dengan puisi (basi) . tapi untungnya yang di ospek (basi) seperti itu bukan saya. Karna waktu itu sedang musim acara pencarian jodoh TAKE ME OUT dan saya belum mendapatkan intruksi apapun. tibalah saatnya giliran saya yang dikerjain. Saya sebagai peserta Take me out cowo cewe disuruh berjalan seakan model, dadah-dadah seakan Miss Indonesia lalu mendatangkan pasangan saya. Dan berdansa. Dansanya gak jadi. Pasangan saya pendek. Kalo gak salah Freddy anak Ipa 1.
ospek selesai. Cuma gitu ? kata saya dalam hati.
Setelah ospek di beri pengarahan. ospek ke 3 (besok)  disuruh minta tanda tangan seluruh senior yang berorganisasi maupun yang golput (golongan putih). Dan membuat Surat Cinta sebagus-bagusnya. Yang cewe ngasih ke kakak-kakak perangkat Osis berkelamin cowo dan yang cowo sebaliknya.
Oke tibalah saatnya pulang.
*bikin surat cinta*
surat cinta sengaja saya tujukan ke kakak ketua Osis bernama Agnes. Namanya memang sedikit janggal, tapi dia cowok kok.
Judul “Ini Surat Cinta yang Pertama”
Dear ,kak Agnes... bla bla bla bla bla bla saya lupa. Intinya saya gerogi menulis surat itu. Ngeri dibaca di depan umum.
#now playing “Surat Cintaku Yang Pertama”.
*ospek hari ke 3*
Buku tanda tangan udah, pulpen udah,surat cinta beres. Tapi... kaos putih saya habis dan saya bosan memakai celana jeans hitam. Oke saya memakai kemeja putih polos dan celana yang ujungnya gombrong berwarna Pink. Ditambah lagi disuruh kuncir 2 tinggi. Alhasil ... saya banyak di tertawakan,dipanggil dan diajak poto bareng. “mau dangdutan dek ?” “WOI FETTY FERA BAHAHA BAHAHA”. Sungguh itu mengenaskan. Mereka tertawa dan saya terhina. Setelah sibuk berkeliling mencari tanda tangan. Tibalah yang ditunggu-tunggu. Promosi Organisasi !. teater mana teater ? jerit hati. Mulai dari Brimantala yang menjanjikan akan naik gunung turun, gunung dan nyangkut di gunung. Sampai ke Promosi ke 7 yaitu SKK teater gak muncul-muncul. Saya penasaran. Setelah SKK salah satu senior teater mengabarkan kalau mereka akan menampilkan Drama,dan Dance. Tetapi di akhir acara. Huffft L
*nyari Tanda Tangan lagi* *dibully lagi*
*dan...tibalah akhir acara*
Oke teater promosi drama terlebih dahulu.
Drama musical *musik* cekidot...
Wow Wih Wow Wih !! saya terus terpaku dan terkagum. Selain actingnya yang Wow salah satu pemainnya juga Wow. Namanya Kak Panji. Diakhir Drama ada akting yang memerankan dia sedang bermain basket dan memasukannya ke ring. Dia memutar-mutar bola basket dengan jari telunjuknya. Saya terpaku. Dia melakukan drible dengan cepat. Saya terpanah. Dan memasukannya segera ke ring secara cool. WOW. Sepertinya saya jatuh cinta. Oke fix masuk teater. Tunggu saya kak. huffft dasar anak baru gede (kata saya ketika menulis ini). pengospekan berakhir dan tibalah saatnya beristirahat.
*pulang*
To be continue...









Selasa, 26 Maret 2013

Cita Karena Cinta



    Seperti biasa Aku meletakkan sekeping uang logam di kotak kecilku. Ku kunci lalu kupejamkan mataku sekejab. kubuka mataku dan juga kunci kotak tersebut. perlahan kubuka kotaknya, dan berhasil. Sesuai dugaanku ,uang logam telah berhasil  kuubah menjadi seekor merpati. “Prook prook prook hebat bams ! kau hebat !” teriak mereka. Ditengah kerumunan teman -temanku yang sedang menonton aksiku, ternyata adrina juga berada di antara mereka. Bibirnya menyimpulkan senyum untukku. Jarang sekali kulihat kekasihku ini tersenyum ketika aku memainkan aksi sulapku.
“tumben tadi kamu senyum liat aku main sulap. Kenapa ngga dari kemarin ajasih. Biar aku makin semangat.”
“bukan ... aku senyumin kamu bukan karna masalah sulapmu. Akusih udah bosen liat kamu main sulap yang gitu-gitu aja. Aku mau ngabarin ke kamu ,kalo aku... aku diterima jadi pramugari sayang.” Drina tampak girang. matanya berbinar, senyumnya melebar tampak gigi. Tak bisa kupungkiri dia memang makhluk tuhan yang terlihat sempurna. Lengkung badannya serupa gitar spanyol, kulitnya berkilau semacam mutiara, dagunya memanjang kebawah, hidungnya mancung ,matanya sayu, dan rambutnya bergelung seakan ombak. Belum lagi sifatnya yang ramah dan perhatiannya yang selalu membuat aku takjub akan pesonanya. Aku jelaslah pria yang sangat beruntung memilikinya.
“wah selamat ya sayang, aku ikut senang. Akusih udah yakin kamu pasti menang. Bodoh aja mereka kalo gak milih kamu.”
“makasih sayang, kamu ngga mau ngerayain keberhasilan aku.?”
“itu ngga mungkin, malam ini kita ke restoran. Nanti setelah adzan isya aku jemput kamu. kita rayain keberhasilan kamu. oke?.”
“oke ,aku tunggu setelah isya ya sayang. Jangan telat.”
                                                                                                ***
At : restoran...
 “pesan apa mas,mba ?” tanya seorang pelayan restoran yang datang pada kami.
“ikan gurame bakar terus minumannya cappucino hangat.” Jawabku ringan. Tanpa tanya lagi waiters langsung melongos pergi.
“wah sebentar lagi pacar aku jadi pramugari. aku bangga banget sama kamu sayang.”
“berkat semangat kamu juga kok. Sayang aku juga mau deh kaya kamu yang lagi banggain aku gini. aku mau kamu jadi tentara militer yang sering kamu ceritain sama aku waktu itu. Aku mau kamu wujudin cita-cita kamu kaya aku. biar aku juga bisa banggain kamu.kaya kamu banggain aku sekarang ini.”
“ngga bisa sayang badan aku terlalu gemuk. Perut aku juga buncit. Lagian aku juga udah ngga kepikiran lagi mau jadi tentara.”
“iyasih ,kamu gendut banget. Perut kamu juga buncitnya udah kaya ibu hamil. Kamu diet dong makanya. Kalo kamu niat pasti bisa deh.”
“tapi aku udah ngga niat sayang.”
“yaudah ,kamu niatin demi aku. seminggu lagi aku masuk asrama ,dan mungkin kita akan jarang ketemu dalam waktu yang lama. Pokoknya ntar kalo kita ketemu badan kamu harus udah sixpack kaya Vino G Bastian hehe.”
 “tapi sayang ...”
“ngga ada kata tapi, kamu harus mau ,kamu harus bisa diet. Aku juga malu lama-lama punya pacar gendut kaya kamu ,kalo jalan itu...”
Sebelum drina melanjutkan gerutunya Aku lebih dulu menekan tangannya dan memanggutkan kepalaku ligat sebelum drina menghujatku dengan celotehannya yang pedas. Drina tersenyum puas. Dan tak ada yang bisa kulakukan selain membalas senyumnya. Selanjutnya hanyalah percakapan ringan bagaimana sepasang kekasih biasanya.
                                                                                                ***
At : pantai...
matahari mulai tenggelam, aku masih berdiri di tepian pantai menunggunya benar-benar tenggelam. Sudah 3 bulan aku tak melihat senyum drina ,jangankan senyumnya ,kabarnya pun aku tak lagi tau. “ Asrama jahanam! kenapa alat komunikasi semacam handphone saja mesti kalian sita ?” teriakku di tengah ombak yang menyapu pasir putih pantai.
Hari teruslah berganti ,aku masih dengan pertunjukkan sulapku.masih dengan jutaan rindu yang menggerumuniku. ingin sekali kutunjukkan pada drina permainan sulap baruku. juga rambut kriboku yang sudah tumbuh panjang. Tapi aku tau bukan itu yang drina harapkan. Drina hanya akan senang kalau berat dan ukuran badanku berkurang. Namun tak bisa ku sangkal ,aku masih gagal. Badanku masih saja lebar ,dan perutku masih sama buncit dengan sebelumnya. Mungkin hari ini aku tak akan makan malam (lagi).
8 bulan kemudian ...
Matahari muncul dari ufuk barat ,aku baru saja membuka jendelaku lalu melihat sang matahari tersenyum padaku. Sinarnya sangat meyengat  dan menyerap kantukku yang sedari tadi ingin kulelap.  Hari ini aku harus bersiap-siap untuk pertunjukan sulap di salah satu acara pensi sekolah. Tak lama aku bersiap Handphone ku bergetar. Pasti mereka sudah menungguku. gumamku.
From : Adrina
09.30
 “sayang ,maaf baru ngasih kabar ,hp aku baru dikasih sama senior aku. Oia ,aku tanggal 18 pulang. aku gak sabar pengen ketemu kamu, aku kangen banget sama kamu. pasti sekarang badan kamu udah ngga gendut ya? Dan perut buncit kamu pasti udah ngga ada kan ? yaudah kamu siapin mental kamu ya, kan tes tentaranya sebentar lagi. Aku ngga sabar pengen ketemu kamu. miss you...”
jantungku berdegup sekencang-kencangnya, mataku terbelalak melihat layar telpon genggamku. Perasaan senang sekaligus takut menyatu memutari poros otakku. Begitu gembiranya aku mendengar drina akan pulang. kata rindu darinya yang sudah lama kunanti pun akhirnya kudengar. Aku tersenyum girang. Tetapi senyum itu terhenti pada saat kuhadapkan tubuhku pada cermin. Dalam sekejab bibirku tak mampu lagi melukiskan kegembiraan. Badanku masih saja gendut dan perutku masih saja buncit. Drina pasti sangat kecewa denganku. Mungkin aku harus menyiapkan alasan sebelum adrina sampai. Toh nya aku sudah berusaha dan adrinaku pasti mengertinya.
                                                                                                ***
At : bandara...
Aku melirik jam tanganku. Sudah 2 jam adrina belum juga beri kabar. Kubakar sebatang rokokku untuk menutupi cemasku. Tak lama aku mengisap rokokku seorang wanita dengan rambut disanggul dan jalannya yang berlenggok semacam model datang menghampiriku. Aku tersenyum ,tetapi dia tidak ,dia malah membalas senyumanku dengan seringai.
“mana perubahan kamu ? kamu masih saja gendut. Sedikitpun aku gak melihat perubahan dari badanmu.” Tanya adrina dengan Wajah menekuk dan dengan tekanan suara yang berat.
“maaf sayang ,aku udah berusaha. Setiap malam aku mengurangi porsi makanku, setiap sore aku berlari. Tapi badanku tetap seperti ini dan mungkin memang sudah seperti ini.”
“iya kamu udah berusaha, tapi kurang. Sebesar apapun badan kamu kalo emang serius buat diet pasti berkurang sayang. Ah aku kecewa pulang buat ketemu kamu !”
“maaf sayang tapi aku udah benar-benar berusaha.”
“bams dengar ya, aku sudah jadi pramugari. sementara kamu masih saja sibuk dengan sulap-sulapmu yang basi. Aku minta kamu wujudin cita-cita kamu itu buat kamu dan aku kedepannya. buat kita ! kenapa sih ngga ngerti juga ? tolol !”
Aku tertegun. perkataan drina seakan meyekat nafasku. Ini kali pertamanya drina membentakku dan memanggilku dengan sebutan nama. Aku hanya diam ,tak mampu lagi memberi alasan. Drina memang benar. Aku hanya seorang pesulap amatiran yang gendut,sedang dia seorang pramugari. aku masih diam.  Hanya bisa diam.Aku seperti gagu dan seakan bisu.
“bams kalau seperti ini lama-lama aku muak denganmu. Jujur saja terkadang aku malu jalan denganmu. Kamu gendut,perutmu buncit. Ah... menjijikan. Kalau aku tak benar-benar sayang ,kamu sudah lama kutinggalkan. mulai besok kamu gak usah ketemu aku sebelum kamu berhasil jadi tentara. Ingat bams untuk kamu dan aku. untuk kita !!”
“hanya karna perut dan badanku kita gak bisa ketemu ? aku menunggu kabarmu drina,mencemaskanmu, dan selama hampir satu tahun aku sulit tidur. kamu berubah drina. ”
“kamu ngga ngerti bams ! aku gak berubah. Ini untuk kebaikan kita, untuk masa depan kita. Emang kamu gak malu kalo nantinya penghasilan aku lebih banyak dari kamu ? kamu ngga malu ?”
“aku udah berusaha ,tapi...”
“cukup. Aku bosan. Aku Cuma butuh pembuktian. Kita gak usah ketemu. Tunggu Kamu berubah ,kamu ngerti kemauan aku baru kita ketemu.”
Perlahan tubuh drina semakin mengecil dari sudut-sudut pandang mataku . Drina meninggalkanku sendiri. tubuhku tak bergerak. Aku masih tetap pada posisi dudukku. “untuk kamu dan aku, untuk kita !”Kata-kata drina masih terus memanas di telingaku. Lagi-lagi drina benar. Mungkin sebaiknya aku mewujudkan cita-citaku.” Untukku dan untukmu drina. Untuk kita.” Batinku.
                                                                                                ***
“bams sudah 3 jam kau keliling lapangan. Itu sudah cukup. Jangan terlalu berlebihan ,nanti kau sakit” teriak bima tetanggaku, dari tepian lapangan.
“aku belum capek, kau duluan saja. Aku masih mau angkat besi setelah ini. tenang saja ,aku yang paling tau kondisi tubuhku.” Jawabku dengan senyum ringan.
“yasudah ,terserahmu. aku duluan” teriaknya sembari melajukan sepeda motornya pelan.
Sekilas kulihat pergelangan tanganku. ternyata garis hitam di jam tanganku sudah menunjukan angka 11. Pantas saja mataharinya sangat menyengat sel-sel kulitku. Aku menghamparkan tubuhku pada kursi yang memanjang di pinggiran lapangan. Seluruh badanku telah dibasahi air keringat yang mengalir dari ujung rambut hingga kakiku. Aku menarik-ulur nafasku. Mengaturnya hingga jantungku kembali berdetak normal seperti semula. Hanya sekitar 3 jam waktuku untuk  beristirahat dan makan siang. Setelah dzuhur aku sudah harus berada di tempat gym untuk berlatih mengangkat besi-besi berat serta alat-alat gym lainnya. ketika awan berwarna merah barulah aku pulang dan benar-benar beristirahat. Makan malam adalah hal yang harus kuhindari.  Adrina ku sayang ,sebentar lagi aku akan menemuimu. Beratku sudah turun 12 kg, dan semua baju serta celanaku sudah longgar. Konyol. Aku ingin segera menceritakan perjuanganku sayang. Untukku,kamu. untuk kita. kumatikan lampu kamarku dan segera kupejamkan mataku bersama bayang-bayang adrina.
                                                                                                ***
Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Penyeleksian tentara militer. Aku berlari sekencang-kencangnya ,tersenyum bebas melawan arus angin yang seperti datang menyambutku. Tak kurasakan lagi rasa berat ditubuhku ketika berlari. pesaing-pesaing disampingkupun tak kuhiraukan. Aku terus berlari. Langkahku semakin jauh ,tubuhku terasa ringan. Yeeeahhh teriakku girang saat tubuhku berada tepat pada garis finish. Aku melompat sejauh-jauhnya, push-up hingga mencapai hitungan yang tak kuduga. Semua tes telah kujalani. Sampai pada tes terakhir ; wawancara. Mereka bertanya ini-itu dan aku menjawab seadanya. Waktu badanku masih gendut aku berfikir tes wawancaralah yang paling mudah. Hanya di tanya ini-itu dan selesai.tapi ternyata sekarang tidak demikian. Wajah tentara-tentara itu sangat datar. saat ia bertanya dan aku menjawab pertanyaannya wajahnya tak berubah ,tetap datar. aku tak tau apakah jawabanku benar atau justru sebaliknya. Mereka hanya bilang diakhir pertanyaannya “semoga kau menang” dengan wajahnya yang masih tetap datar. aku hanya berdoa semoga semua usahaku tak lagi sia-sia. Selanjutnya hanyalah menunggu pengumuman disertai pengharapan yang sangat besar.
                                                                                                ***
Seluruh calon taruna-taruni di bariskan. hanya tersisa 500 calon taruna-taruni dari 1200 yang telah gugur. Satu -persatu nama kami dipanggil untuk mengambil amplop yang berisi pengumuman. aku membukanya perlahan . kutuangkan doa dalam gerak-gerak surat yang kukeluarkan perlahan dari dalam amplop tersebut. Jantung tak hentinya berdetak kencang,tanganku berkeringat,mulutku terus berkomat-kamit melafal doa. Dan seketika mataku melebar.
  “aku luluuuuus.... !” teriakku girang.
Semua yang dinyatakan lulus teriak girang. Sementara yang kalah hanya mampu menunduk. Kami kembali dibariskan dan diberi pengarahan. Selanjutnya kami dipersilahkan pulang.
At ; home...
Segera ku ambil handphoneku dan ku tekan tombol hijau tepat pada nama adrina.
“hallo sayang ,aku lulus. Aku bakal jadi tentara. Berkat kamu sayang. aku lulus...”
“kamu serius ? kamu gak Cuma pengen nyenengin akukan.?”
“iya, kalo gak percaya kamu pulang, kamu baca suratnya. Kita ngerayain acara keberhasilan akukan sayang ? kamu kapan pulang ?” tanyaku penuh harap.
“selamat ya sayang. aku bangga banget sama kamu.” teriak drina girang.
“tapi maaf sayang...aku gak ada libur,aku gak bisa pulang. padahal aku pengen banget ketemu kamu.”
“apa gak bisa kamu buat alasan sakit atau apalah demi aku ?”
“ gak bisa sayang. Disini peraturannya ketat. Kamu kapan masuk asrama ? atau waktu kamu mau berangkat dari bandara Aku usahain cari alasan biar ketemu kamu. kita rayain di bandara. Aku gak sabar pengen lihat perubahan kamu.”
“iya sayang. pokoknya ketemu kamu itu kado spesial buat aku. aku sangat butuh semangat dan senyum kamu sebelum aku berjuang untuk kita hehe”
Kami terus merencanakan masalah pertemuan.sampai diujung kalimat kami menyimpan janji untuk selalu menghubungi,dan saling menjaga kepercayaan.
                                                                                                ***
...bandara
aku terus berjalan, kami berjanji bertemu di kursi panjang tempat aku menunggu kepulangannya setahun lalu. Dan sesuai dugaanku wanita yang kucintai itu telah barada pada kursi tersebut.
“hallo cantik” sapaku sembari mencolek pundaknya dari belakang. Disertai senyum nakal dengan mata yang ditutupi kaca berwarna hitam.
 “bams ? ini kamu ?” drina melihatku tajam dari ujung kaki hingga ujung rambutku. dia terheran. aku memutar badan memamerkan perubahanku dengan senyum kemenangan. drina langsung menghamburkan tubunya ke pelukku. kami berpelukkan erat. Aku mengajaknya makan dunkin donuts di sekitaran bandara. Drina tampak bahagia. Tak henti-hentinya dia memujiku. Kami tertawa lepas, terlihat mesra,dan bahagia. Sebelum pada akhirnya panggilan pesawat dengan kode nomor tujuanku terdengar dan perlahan menghapus garis bibir pada tawa dan senyum drina.
“ingat ,kamu harus selalu kabarin aku kalo hp kamu udah gak disita. Kamu gak boleh nakal. Jaga kepercayaan aku. aku pasti kangen banget sama kamu.” bola mata drina berkaca-kaca. Aku mengangguki setiap ucapannya. “aku janji drina” tegas hatiku. Drina memeluk ku erat sebelum air wajahnya jatuh membasahi pundakku. ia terisak di pelukku. panggilan ke 3 sudah menyeru. Drina melepaskan pelukannya. Saat itu kami mencoba saling tegar dan percaya , bahwa suatu hari nanti kami tak akan terpisah lagi.
 “jangan nangis lagi ya, aku gak bisa liat kamu nangis. Kan ini untuk kita. ” Aku mengusap air mata drina. dia tersenyum ringan. Kami terus bertatapan. Saling meyakinkan dan menguatkan. Diakhir pertemuan bibir kami bersentuhan. Kami percaya jarak tak akan sejahat apa yang mereka pikirkan, kami pasti tertawa lagi diakhir penantian. Aku melangkahkan kakiku menuju tempat penerbangan. Drina memerhatikanku dari kejauhan. Aku bersiap menaiki pesawat. drina tersenyum berat dan melambaikan tangannya kepadaku dari atas anjungan. Sungguh ,ini adalah perpisahan terberat. Meski terselip janji akan bertemu lagi.
                                                                                                ***
Asrama...
Tempat ini sangat asing ,bukan hanya tempatnya orang-orang dan logat bahasanya pun masih sangat asing di kehidupanku. Tak ada 1 orang pun yang kukenal. hanya berlatih-berlatih dan begitulah seterusnya.
“hai bro, siapa namamu ? sendiri aja.” tanya seorang pria yang baru saja ku ketahui kehadirannya.
“aku bams. Namamu ? aku suka menyediri.” Jawabku datar.
“aku arya. Menyendiri dan melamun seperti tadi ? haha ternyata kita sama.”
“kesamaan yang lucu.”
“lucu tapi kau tak tertawa. aneh. Kau sering melamun apa ?”
Pria berkulit hitam dan bermata belok ini terus mengajakku bicara . Dia tampak periang dan pandai berinteraksi. Terlihat setiap para taruna-taruni lewat pasti selalu menyapanya. Aku tak menjawab pertanyaanya ,hanya tersenyum sedikit lalu berdiam lagi.
“kalau aku suka melamuni wanitaku. Tapi sayang dia lebih memilih mengakhiri hubungan kami karna jarak. Padahal kami berpacaran sejak lama. jarak emang keparat.”
“aku sama denganmu. Hanya saja nasib kita berbeda. Wanitaku menungguku demikian juga aku. menurut kami jarak tak jahat kalau sama-sama punya keyakinan dan memegang komitmen.”
“aku sudah membuat komitmen.  Tapi katanya kalo udah berjarak ,lama-lama juga gak kenal sama yang namanya komitmen. ”
“ya, mungkin dia udah menemukan yang lain jauh sebelum kau tinggalkan.”
“sompret...!.” arya menepak kepalaku pelan ,lalu kami tertawa. perkenalan yang singkat ini ternyata berujung pada persahabatan. kami mempunyai selera dan hobby yang sama yaitu ;mengkhayal. Kami banyak menghabiskan waktu bersama. Saling menyemangati layaknya persahabatan di film-film layar kaca.
“andai bisa aku memotong jarak yang katanya keparat dan mempercepat waktu yang katanya akan indah pada waktunya.” Desisku pelan.
                                                                                                ***
2 tahun berlalu...
Aku termenung di pinggir tebing. Wajah Drina terus menerus berlari di fikiranku. Sudah 1 tahun drina tak lagi menghubungiku. Terakhir kami berhubungan, dia hanya memberi tau alamat barunya dan menyuruhku menemuinya ketika keluar dari asrama nanti. Aku selalu mencoba menghubunginya berulang kali. tapi ntah mengapa setelah itu nomornya tak lagi aktif. Apa mungkin arya benar kalau seiring berjalannya waktu seiring juga terhapusnya janji ? ah itu bukan drina. Aku hanya berharap waktu cepat berlalu dan aku cepat keluar dari asrama untuk mengetahui keadaan drina.
3 tahun berlalu...
Akhirnya...ucapku lega.
Aku dan arya mengepak barang bersiap untuk pulang ke asal masing-masing. “drina ini untukmu,untuk kita” bisikku pada hati. aku segera menuju bandara bersama arya. Aku dan arya berpisah di bandara. Arya ke balikpapan sedang aku ke medan. Tetapi kami berjanji untuk tetap saling menjalin komunikasi dan mengikat silaturahmi.
“bams kirim salam sama adrina. Kalo jadi resepsi ngundang aku loh jangan lupa.”
“itu pasti ya. kirim salam juga ya buat mantanmu dan kekasihnya haha.”
“hantu !” arya menepak kepalaku untuk kesekian kali ,dan seperti biasa kami tertawa. aku melangkahkan kakiku menuju pesawat keberangkatanku, sedang arya harus menunggu 1 jam lagi untuk keberangkatannya. Perasaan menggebu-gebu terus mendampingiku bersama bayangan adrina. pasti adrina semakin cantik,semakin dewasa. Ah pasti dia gak akan nyangka kalau aku pulang. Aku terus menerka-nerka dengan segala khayalku tentang adrina. dan tak terasa ternyata pesawat sudah mendarat di kotaku. Aku segera meluncur ke alamat yang setahun lalu diberikan adrina padaku. Semoga apa yang kucemaskan nihil. Ucapku pelan.
                                                                                                ***
Aku melangkahkan kakiku dengan cepat ke salah satu rumah berpagar hitam. Ku lihat detail nomor rumah yang berhalaman luas tersebut. dan benar ini adalah alamat yang diberi adrina. pintu pagarnya tampak tertutup. hanya saja pintu masuk rumahnya setengah terbuka.  tanpa tanya aku segera memanggilnya dari luar pagar.
“Assalamualaikum...” panggilku pelan. Tak lama kemudian pintu rumah terbuka lebar. Seorang anak kecil yang tampak baru belajar jalan tertawa dengan menunjukan 4 gigi putihnya yang baru tumbuh kepadaku. Ia melangkahkan kaki kecilnya kearahku. Aku menyambut senyumnya. Rasanya ingin sekali menggendong lalu menciumi bayi lucu tersebut.tetapi pintu pagar menghalangiku. Sesaat kemudian seorang wanita berambut panjang dengan kain gendongnya berjalan kearahku. Tapi itu bukan adrina. mungkin salah alamat. Pikirku.
“cari siapa ya...?” tanya wanita tersebut.
“nyari alamat ini........” aku menunjukan layar handphoneku yang bertuliskan alamat drina kepada wanita tersebut.
“oh ,iya betul ini alamatnya. Sebentar ya...buu... ada tamu....” panggilnya. ia membukakan pintu pagarnya ,aku langsung menangkap anak kecil yang sedari tadi membuat gigi-gigiku pegal menahan geram. Tak lama kemudian wanita yang telah lama kunanti melangkah ke arahku dengan senyumnya yang lebar dan dengan matanya yang berkaca-kaca. Mungkin seperti ini yang dinamakan melepas rindu. Gumamku.
“mama...mama...” panggil anak kecil yang berada di pelukku kepada drina. Dadaku berdesir ,seakan jantungnya telah jatuh dan sudah berhenti berdetak.
“mama ?” tanyaku ragu.
“mari masuk bams.” Ajaknya menarik lenganku. Dalam keadaan seperti ini ,sejuta tanda tanya mengurungi pikiranku. Hatiku semakin resah.
“duduk ,kamu mau minum apa ?”
“tunggu... anak ini siapa ? kenapa dia memanggilmu mama ?”
“maaf bams aku tak pernah mengabarimu. Aku takut merusak sekolah tentaramu ,aku takut...”
“cukup. aku tak minta penjelasan. Dia anakmu ?” tanyakku dengan nada berat.
“iya... aku udah menikah dua tahun yang lalu. Sejak itu aku memutuskan tak lagi mengabarimu. Aku takut menganggu sekolahmu kalau kamu tau tentangku.”
“MENIKAH ?  MANA SUAMIMU ?” tanyaku kasar.
“dia seorang pilot. Hari ini dia gak pulang. maafkan aku bams. Tapi sungguh aku tak melupakan janji kita.”
“untuk apa mengingat janji yang sudah diingkari.? Omong kosong ! Aku berusaha untuk kamu drina. untuk kita !!” bola mataku terus mencoba membendungi air yang sedari tadi memaksa untuk membasahi wajahku. Kekecewaan terus mengepul dikepalaku. Aku masih mencoba menahan emosiku.
“ gak lama kamu berangkat ke asrama aku sakit ginjal. Dan harus ada pendonor ginjal dalam waktu cepat. pendonor ginjal itu adalah Brayen.suami aku.”
“jadi karna dia memberi satu ginjalnya untukmu dia memintamu membayarnya dengan pernikahan.? bangsat !”
 “dengar dulu bams... malam itu dia mabuk berat karena ibu dan adiknya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sedari siang aku sengaja memantau keadaanya. Wajah Almarhummah adiknya sedikit mirip denganku. Itu sebabnya dia mendonorkan satu ginjalnya untukku dan menganggapku seperti adiknya. Malam itu dia memelukku erat sambil memanggil-manggil nama adiknya. Aku gak bisa melepas pelukannya. Malam itu sangat kacau. Aku tertidur di apartemennya. Tapi sungguhlah kami tak melakukan apa-apa. Saat pagi tiba brayen bangun lebih dulu dan langsung memelukku. Dia memintaku untuk menikah dengannya, karna tinggal akulah yang dia punya. Aku gak mampu menolaknya bams. Hidupnya sudah sangat kacau. Maafkan aku bams. Bila perlu caci saja aku. aku siap.” Aku tertegun. Aku menarik tangan drina dan memeluknya erat.
“kamu bahagia sama dia ?”
“sangat bahagia bams. Maafkan aku.”
“kamu gak perlu minta maaf. Bagaimana aku bisa marah dengan wanita yang hatinya seperti malaikat. Aku bahkan bangga pernah menjadi bagian dari hidupmu drina.”
air mata drina jatuh membasahi lantai. Dia tersenyum lebar memandangiku dengan penuh kebahagiaan.
“sampai saat ini pun kamu masih jadi bagian dari hidupku bams. aku sangat bangga denganmu tuan tentara hehe”
“berkatmu. Kalau saja kamu gak nyuruh aku. badanku gak akan terlihat seperti Vino G Bastian gini haha kalo kira-kira aku gak ikut tentara mungkin anak ini anak kita ya ? dan mungkin ginjalku sama dengan brayen. Tinggal satu hehe. Semoga tuhan menciptakan adrina kedua untukku” gurauku sambil menggendong aurel ,anak adrina. aurel tertawa memandangi wajah ibunya yang dibanjiri air mata. Kami bertiga tertawa seakan keluarga kecil yang penuh dengan kebahagiaan.
Penantian memang tak selalu berujung pada apa yang diharapkan. Tapi setidaknya aku masih bisa tertawa. karena tak semua janji, ingkarnya mendatangkan bencana. Nyatanya aku masih bisa tertawa dengan orang yang mengingkarinya.